Jumat, 02 September 2011

so sweet

Lagi-lagi lupa !!!
"Kenapa sihh semua cowok nganggep anniversary itu ga penting?" Akupun kembali duduk di atas tempat tidur dengan wajah ditekuk 10. Blackberry pink-ku tergeletak begitu saja didekat bantal. Aku benar-benar kesal! Ini bukan pertama kalinya Aga melupakan anniversary kami. Sudah 11 kali dia lupa! Bayangkan 11 kali! Dan hari ini resmi 1 tahun jadian kami! Gimana aku gak kesel banget! Anniversary yang lalu-lalu, dia selalu lupa. Aga baru ngucapin anniversary itu setelah ngeliat orang-orang ngebikin personal message "Aga-Debby♥" di BBM mereka. Fikir deh, yang anniversary itu siapa sebenernya? Kalau aku udah marah kaya gitu, dia bakal nyamperin aku terus bilang "maaf yah sayaang, Aga gak lupa kok. Cuma telat mau bilangnya" dengan tampang sok sedih. Nanti dia bakal pasang senyum manis. Jangan lupa si coklat putih gak pernah absen. Jadilah aku maafin dia lagi lagi dan lagi.
Aga. Satu nama, satu orang, satu hati, satu cinta. Cowok yang udah bikin aku kenal yang namanya cinta. Bukan pacar pertama, tapi dia cinta pertama. Buat aku dia segalanya. Aku juga serius ngejalanin hubungan sama dia, dan dia nya juga kayanya gitu. Tapi aku tetep aja kesal kalau dia udah lupa annive kami gini! Sekali dua kali gak papa deh. Tapi ini berkali-kali. Dan parahnya ini kan setahunan kami, please dong harusnya ini jadi hari special buat kami, bukannya dia malah tidur dan sampai jam 10.00 gini belum bangun. Pasti dia tadi malem habis hang out sama temen-temennya. Selalu begitu, aku jadi nomor dua.
Aku gak ngeluh kok, aku tau teman itu segalanya. Aku setuju. Tapi kitanya juga harus ngeluangin waktu dong! Kan status sekarang bukan available lagi. Udah berubah jadi taken!
Tak terasa air mata sudah mengalir di pipi-ku. Aku gak tau kenapa aku nangis. Aku juga gak tau kenapa fikiran-fikiran tadi ngebuat aku ngerasa Aga udah gak sayang lagi sama aku. Kecurigaan aku bukannya gak berdasar, ini udah dimulai dari 2 hari lalu. Aga kalau nge-chat pasti sekedarnya aja. Singkat-padat-jelas-lama. Alesan dia, karna ini puasa, dia gak mau entar puasa kami pada sumbing. Alim banget kan? Aga itu bukan orang kaya gitu, aku tau. Shalat aja kalau gak dipaksa pasti lupa. Dan sekarang dia malah sok-sok puasa perfect. "Jangan-jangan dia deket lagi sama Nia?". Nia itu mantannya Aga, mereka udah pacaran dari kelas 1 SMP dan putus waktu SMA. Semenjak putus dari Aga, kata teman-temannya Nia berubah jadi wild girls gitu. Aku takut, Aga deket lagi sama dia, aku takut...Aga pergi. Lalu tiba-tiba aku teringat satu nama, Fatir! Aku pun langsung mengambil si pink.
***
Aku turun dari motor Fatir dengan perasaan senang. "Makasih ya Tir, udah nganterin aku. Kalau ga ada kamu aku pasti udah di pecat jadi ketua PMR". Fatir pun tertawa "Kamu ada-ada aja Deb. Bu dokter seberbakat kamu masa di pecat sih". Aku merasakan pipiku menghangat, dan aku yakin sekarang pasti terdapat semburat merah muda disana. "Udah ah, sana masuk. Temen-temen yang lain nunggu kamu tuh", Fatir pun menghidupkan motornya kembali. Setelah mengucapkan terimakasih akupun hendak berbalik, kemudian Fatir memanggilku lagi "Deb!", secepat kilat dia mencium pipiku dan langsung tancap gas, pergi.
Ketika aku membuka pintu UKS, bukannya melihat anak-anak PMR yang sudah menunggu, tapi...Aga! "Aga, ngapain disini say?", ujarku riang. Tapi aku terdiam ketika melihat ekspresi Aga. Urat-urat disekitar pelipisnya menegang, mukanya merah. Kentara sekali sedang menahan amarah. "Debby! Maksut kamu apasih?! Bisa-bisanya kamu dibonceng sama cowok itu! Sejak kapan aku ngebolehin kamu naik motor selain sama aku ha! Sejak kapan kamu jadi genit-genit sama cowok lain gitu! Kamu gak mikir yah apa kata orang kamu dicium di depan umum gitu?! Ngerasa bangga gitu punya cowok lain?!". Aku terdiam, tak menyangka Aga berkata demikian kepadaku. Biasanya Aga gak pernah manggil aku dengan sebutan 'Debby", dia pasti selalu mengganti D dengan B, katanya biar beda. Air mata mulai membanjiri pipi-ku dan Aga tidak melunak sedikitpun. "Aku kecewa sama kamu Deb! Ambil deh sana tuh boneka! Enek!" Seketika itu juga Aga meninggalkan ruang UKS. Aku baru tersadar bahwa dia meninggalkan sebuah boneka beruang yg besar sekali. Bajunya warna pink, warna kesukaan aku, dan ditengah-tengahnya dari benang wol disulam nama BEBBY. Aku lemas, jatuh terduduk dan menangis.
Tiba-tiba pintu UKS terbuka. Karina dan Mila masuk. "Berantem sama Aga yah Deb?", tanya Mila. Aku gak kuat bahkan sekedar untuk mengangguk. Akhirnya, Karina menjelaskan semua "Kamu tau gak sih Deb, Aga itu udah nyiapin surprise buat kamu dari lamaaa banget. Kami semua ikut bantuin. Dia sebenarnya itu mau dateng kesekolah, ngasihin teddy bear itu terus bilang happy anniversary. Habis itu dia bakal bilang kalau ternyata dia sekeluarga mau balik ke Bogor hari ini, padahal enggak. Entar malem kami bakalan ngajak kamu pajamas party dirumah Dini dan disanalah Aga bakal jemput terus ngajakin kamu dinner". Mendengar itu semua, air mataku semakin deras. Aku tak menyangka semua akan begini. Aku gak nyangka Aga ternyata inget dan malah udh nyiapin acara annive ini. "Semuanya dimulai karna aku kesel sama Aga. Dia gak pernah inget hari jadi kami. Aku ngerasa Aga gak sayang lagi sama aku, jadinya aku mau ngetes dia. Aku mau bikin dia cemburu dengan pura-pura mesra sama Fatir gitu di BBM, twitter. Tapi kalau nganter kesekolah ini murni ga dibuat-buat! Aku gak ada yang nganterin makanya minta tolong dia. Mau minta tolong Aga, tapi udah keburu kesel. Dan aku kira tadi itu ga ada yg liat aku bareng Fatir", jelasku. "Banyak yang liat Deb, termasuk Aga-nya sendiri. Tambah lagi Fatir...", Mila menggangtung kalimatnya.
Ya aku sangat amat menyesal. Semuanya salah aku yg udah bikin ide gila ini. Harusnya dari awal aku gak usah iseng kaya gini. Dengan semua penyesalan itu aku pun mencari cara untuk menjelaskan semuanya ke Aga. Dan disinilah aku, didepan rumah Aga dengan rantang ditangan kanan (masakan sendiri) dan selusin donat J.Co ditangan kiri. 2 makanan favorit Aga, yang selama ini selalu bisa buat meredakan amarahnya. Aku udah jelasin semuanya ke Aga lewat BBM tapi gak direspon sama sekali, just read. Aku pun tak yakin dia benar-benar membaca isi chat itu. Kemudian seseorang membukakan pintu rumah, dan ternyata Tante Desi mamanya Aga. "Eh Debby sayang, masuk yuk. Tapi Aga lagi gak dirumah say.", sapa Tante itu ramah. "Aga-nya kemana Tante?", "Aga pergi sama Nia, emangnya gak bilang ke Debby yah?". Aku hanya memaksakan senyum dan berkata, "Ooh iyadeh Tante, Debby titip ini aja buat Aga. Bilangin harus dimakan yah Tante". Air mata sudah hampir menetes lagi dipipi-ku dan Tante Desi pun memelukku, "Kamu kenapa sayang? Ada masalah sama Aga yah? Aga jahat sama Debby?". "Debby yang jahat sama Aga, Tante", dan aku pun mulai menceritakan semuanya...
***
Jam dibawah berdentang 10 kali. Malam sudah semakin larut, sementara aku masih tetap terduduk di atas kasur sambil memeluk lutut. Meratapi dan memflashback apa yg telah terjadi. Dimulai dari pertama kali Aga 'nembak' aku sampai hari ini. Aku sadar betapa sesungguhnya Aga sangat menyayangiku, tak perduli dia begitu sibuk, dia tetap memberikan perhatiannya untukku. Aku yang terlalu childish. Aku tak pernah puas, aku selalu merasa Aga masih kurang. Kurang perhatianlah, kurang pengertian, kurang penyayang, kurang romantis, kurang peka, dll. Aku selalu membandingkan Aga dengan cowok teman-temanku lainnya. Dan benar, hari anniversary itu gak selalu harus dirayakan. Apa gunanya sih? Yang pentingkan kami selalu bersama. Itu intinya. Tapi sekarang? Aku tau aku hanya tinggal menunggu Aga meminta putus. Aku pasrah. Aku mulai menangis lagi, seharian ini air mata nampaknya betah tinggal di pipiku. Tiba-tiba si pink berbunyi. Ternyata dari Fatir yang menyuruh aku untuk pergi dengannya sekarang. Aku melihat lewat jendela dan benar saja Fatir ada didepan rumah! Entah kenapa aku tiba-tiba ingin pergi keluar, kesuatu tempat dimana tidak ada Aga-nya. Dengan hanya mengambil sweater akupun pergi bersama Fatir.
Angin malam menerpa wajahku, menusuk sampai rusukku. Aku menggigil kedinginan, aku tak tau kemana Fatir membawaku. Daerahnya semakin lama semakin sepi. Apakah mungkin, Fatir mau berbuat jahat padaku? Kubuang fikiran itu jauh-jauh. Fatir itu sahabat aku masa sih dia tega jahatin aku? Tapi tak urung jantungku berdegup kencang. Semakin lama Fatir membawaku ke daerah yang jarang rumah penduduk. Nyaris hutan. Aku pun hanya diam membisu, tak berani untuk menanyakan kami mau kemana.
Sekarang kami betul-betul masuk ke kawasan hutan! Dan Fatir...mulai memperlambat kendaraan sampai akhirnya kami betul-betul berhenti. "Fatir, ini tengah hutan, ngapain kita kesini?", aku merasakan suaraku bergetar. Fatir hanya tersenyum, dia menarik tanganku dan aku tak kuasa untuk melawan. Aku ikut kemana Fatir menarikku. Tiba-tiba Fatir berhenti, aku mendengar sayup-sayup ada suara. Menyeramkan. "Deb, maaf yah aku harus nutup mata kamu. Perjalanan kita siap ini sedikit menyeramkan, aku gak yakin kamu mau lihat". Aku ragu, sangat amat ragu. Ini tengah hutan, dan tiba-tiba aku disuruh tutup mata? Ternyata keraguan itu tergambar di wajahku, sehingga Fatir tertawa dan berkata, "Aku gak akan ngapa-ngapain kamu. Percaya deh Deb". Akhirnya aku mau walaupun dengan sangat enggan. Fatir mulai menutup mataku, dan aku terperangkap dalam kegelapan total. Aku berjalan kemana Fatir membawaku. Sunyi senyap. Padahal tadinya aku merasa mendengar suara-suara. Keheningan ini tidak wajar. Ingin rasanya aku berteriak, tak tau kenapa. Fatir berhenti, akupun berhenti. Tiba-tiba dia memelukku sekilas dan berkata "Kamu tau, cinta itu adalah dimana kamu bisa melepaskan dan merelakan" lalu dia pergi. Kemudian seseorang memegang tanganku, parfumnya sangat khas dan aku tau betul orang ini adalah...
Aga! Dia membuka penutup mataku. Senyum jahilnya menyapaku. Dan Aga gak sendiri, ada banyak orang disana. Hutan ini telah disulap menjadi outdoor party. Ada kue tart dengan tulisan 'Happy 1st Anniversary'. Aku tak mengerti, dan aku yakin tampangku pasti sangat aneh sampai-sampai Aga tertawa. "Bebby sayaaang, maafin Aga yah udah marah sama kamu. Untung aja Fatir ngejelasin semuanya. Aga udah salah paham banget sama kamu. Maafin Aga selama ini gak pernah ngucapin Anniversary, padahal Aga tau kamu nganggep itu penting. Maafin Aga sering egois yah. Aga sayang banget sama kamu".
Air mata pun lagi-lagi mengalir di pipiku. Ya, aku emang sangat cengeng. Aku senang akhirnya semua masalah ini selesai. Terharu juga karna Aga nyiapin semua ini. Berasa pesta ulang tahun aku. Jadi nyesel cuma make sweater lusuh gini.
Semua menikmati pestanya termasuk aku. Aku lihat Fatir tertawa-tawa dengan Karina dan Mila. Sangat amat bahagia karna Aga ada disampingku sepanjang malam. "Deb, Ga, liat sini!", Tasya sudah siap dengan kameranya. Aku memasang senyum manis, lalu tiba-tiba Aga memanggilku "Beb..." "Ya Ga?" "I love you..." KLIK! Dan itu adalah foto termanis yang aku punya ♥
 
Blog Template by Delicious Design Studio